Sebuah Catatan Yang Menjadikan Kita
Terinspirasi Dari Sebuah Sejarah
MAHASISWA…!!!
( UMAR IKMAWARU_SC FH UMI )
Mahasiswa adalah orang yang belajar di
perguruan tinggi. Menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan
insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (
yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi
calon-calon intelektual.
Dari pendapat di atas, dapat
disimpulkan, mahasiswa diharapkan menjadi calon-calon intelektual setelah
melanjutkan belajar di perguruan. Dengan melihat mahasiswa, masyarakat akan
tahu penerus-penerus bangsa ini seperti apa. Seperti kata Bapak Presiden pertama
Indonesia, “Berikan aku sepuluh pemuda yang mencintai Indonesia, maka akan
kugoncangkan dunia.”
Setiap tahunnya, tidak semua lulusan
SMA/MA atau sederajat bisa melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi atau
Perguruan Tinggi. Maka dari itu, diharapkan mahasiswa menjadi calon-calon
sarjana yang lebih baik, baik dalam intelektualnya dan kemandiriannya.
Mahasiswa sebagai pengontrol
masyarakat,jadi masyarakat lebih besar terpengaruhi oleh kegiatan masyarakat.
Jadi intinya itu mahasiswa masih berperan aktif dalam pengaruh sosial.
Mahasiswa Kritis? Mahasiswa kritis
merupakan mahasiswa yang menjadi kontrol sosial yang kritis tapi juga apatis
akan hal-hal yang bersifat provokatif. Berikan pemecahan masalah pada setiap
apa yang mahasiswa permasalahkan. Terkadang, mahasiswa kritis ini menanggapi
suatu masalah dengan berpendapat, dan pendapat-pendapat mereka lebih sering
tidak berisi.
Mahasiswa adalahpemuda yang mempunyai
pola pikir kritis yang masih bersemangat dan peka terhadap hal yang ada di
sekitar dan keinginan untuk merubah sangat tinggi.Tetapi, sekali lagi perubahan
baik ini tergantung mahasiswa sendiri bagaimana mengaplikasikannya. (Agent dan
director of change)
Mahasiswa dan Demokrasi. Dalam waktu
seperempat detik kita bisa menemukan 7.400.000 wacana jika kita mengetik “demo
mahasiswa” di mesin pencari online di Google. Pemuda Indonesia
ini, saking kritisnya, mereka mengeluarkan pendapat tentang cara kerja
pemerintah di Indonesia dari segala sisinya.
Karena suara mereka ingin mendengar,
banyak mahasiswa membentuk gerakan-gerakan ini biasanya bertujuan untuk
perubahan Indonesia agar menjadi lebih baik. Gerakan-gerakan ini sudah terjadi
sejak sebelum kemerdakan Indonesia.
Mulai munculnya gerakan-gerakan
perjuangan yang diikuti oleh rakyat, pemuda, pelajar, dan mahasiswa yang
diawali dengan Boedi Oetomo. Boedi Oetomo merupakan
wadah perjuangan diidirikan di Jakarta, 20 Mei 1908 oleh
pemuda-pelajar-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA, wadah ini merupakan
refleksi sikap kritis dan keresahan intelektual terlepas dari primordialisme
Jawa yang ditampilkannya. Mulai berdirinya Boedi Oetomo ini, mulai muncullah
beberapa gerakan-gerakan perjuangan yang berdasarkan aspek yang berbeda-beda.
Seperti halnya organisasi-organisasi
lain seperti : Indische Partij yang melontarkan
propaganda kemerdekaan Indonesia, Sarekat Islam,
dan Muhammadiyah yang beraliran nasionalis
demokratis dengan dasar agama, Indische
Sociaal Democratische Vereeninging (ISDV) yang berhaluan Marxisme,
menambah jumlah haluan dan cita-cita terutama ke arah politik. Hal ini di satu
sisi membantu perjuangan rakyat Indonesia, tetapi di sisi lain sangat
melemahkan BU karena banyak orang kemudian memandang BU terlalu lembek oleh
karena hanya menuju “kemajuan yang selaras” dan terlalu sempit keanggotaannya
(hanya untuk daerah yang berkebudayaan Jawa) meninggalkan BU. Oleh karena
cita-cita dan pemandangan umum berubah ke arah politik, BU juga akhirnya
terpaksa terjun ke lapangan politik.
Kehadiran Boedi Oetomo,Indische
Vereeninging, dll pada masa itu merupakan suatu episode sejarah yang menandai
munculnya sebuah angkatan pembaharu dengan kaum terpelajar dan mahasiswa
sebagai aktor terdepannya, yang pertama dalam sejarah Indonesia : generasi
1908, dengan misi utamanya menumbuhkan kesadaran kebangsaan dan hak-hak
kemanusiaan dikalangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan, dan
mendorong semangat rakyat melalui penerangan-penerangan pendidikan yang mereka
berikan, untuk berjuang membebaskan diri dari penindasan kolonialisme.
2. 1928
2. 1928
Pada pertengahan 1923, serombongan
mahasiswa yang bergabung dalam Indonesische Vereeninging (nantinya berubah
menjadi Perhimpunan Indonesia) kembali ke tanah air. Indonesische Vereeninging
ini sekumpulan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda. Kecewa
dengan perkembangan kekuatan-kekuatan perjuangan di Indonesia, dan melihat
situasi politik yang di hadapi, mereka membentuk kelompok studi yang dikenal
amat berpengaruh, karena keaktifannya dalam diskursus kebangsaan saat itu.
Pertama, adalah Kelompok
Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk di
Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo.
Kemudian disusul oleh Kelompok Studi Surabaya dan Bandung.
Diinspirasi oleh pembentukan Kelompok
Studi Surabaya dan Bandung, menyusul kemudian Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI),
prototipe organisasi yang menghimpun seluruh elemen gerakan mahasiswa yang
bersifat kebangsaan tahun 1926, Kelompok Studi St. Bellarmius yang menjadi
wadah mahasiswa Katolik, Cristelijke Studenten Vereninging (CSV) bagi mahasiswa
Kristen, dan Studenten Islam Studie-club (SIS) bagi mahasiswa Islam pada tahun
1930-an.
Dari kebangkitan kaum terpelajar,
mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda itulah, munculnya generasi baru
pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda dicetuskan melalui Konggres Pemuda II
yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928, dimotori oleh PPPI.
Dalam perkembangan berikutnya, dengan
kehadiran kelompok-kelompok studi, dan akibat pengaruh sikap penguasa Belanda
yang menjadi Liberal, muncul kebutuhan baru untuk menjadi partai politik,
terutama dengan tujuan memperoleh basis massa yang luas. Kelompok Studi
Indonesia berubah menjadi Partai Bangsa
Indonesia(PBI), sedangkan Kelompok Studi Umum menjadi Perserikatan Nasional Indonesia (PNI).
Salah satu peran angkatan muda 1945
yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain
dipimpin oleh Chairul Shaleh dan Soekarni saat itu, yang
terpaksa menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta agar secepatnya
memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
Sejak kemerdekaan, muncul kebutuhan
akan aliansi antara kelompok-kelompok mahasiswa, di antaranya Perserikatan
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI), yang dibentuk melalui
Kongres Mahasiswa yang pertama di Malang tahun 1947.
Pada tahun 1965 dan 1966, pemuda dan mahasiswa
Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan Orde Baru.
Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan ’66, yang menjadi awal kebangkitan
gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan
mahasiswa masih bersifat kedaerahan.
Gerakan ini berhasil membangun
kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang
ditukangi oleh PKI (Partai
Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir,
aktivis Angkatan ’66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di
kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. pada masa
ini ada salah satu tokoh yang sangat idealis,yang sampai sekarang menjadi
panutan bagi mahasiswa-mahasiswa yang idealis setelah masanya,dia adalah
seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting
pandangan idealisnya tercurahkan untuk bangsa ini.
Realitas berbeda yang dihadapi antara
gerakan mahasiswa 1966 dan 1974, adalah bahwa jika generasi 1966 memiliki
hubungan yang erat dengan kekuatan militer, untuk generasi 1974 yang dialami
adalah konfrontasi dengan militer.
Sebelum gerakan mahasiswa 1974 meledak,
bahkan sebelum menginjak awal 1970-an, sebenarnya para mahasiswa telah
melancarkan berbagai kritik dan koreksi terhadap praktek kekuasaan rezim Orde
Baru
Dalam tahun 1972, mahasiswa juga telah
melancarkan berbagai protes terhadap pemborosan anggaran negara yang digunakan
untuk proyek-proyek eksklusif yang dinilai tidak mendesak dalam
pembangunan,misalnya terhadap proyek pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di
saat Indonesia haus akan bantuan luar negeri.
Protes terus berlanjut. Tahun 1972,
dengan isu harga beras naik, berikutnya tahun 1973 selalu diwarnai dengan isu
korupsi sampai dengan meletusnya demonstrasi memprotes PM Jepang Kakuei Tanaka yang
datang ke Indonesia dan peristiwa
Malari pada 15 Januari 1974. Gerakan mahasiswa di
Jakarta meneriakan isu “ganyang korupsi” sebagai salah satu tuntutan “Tritura
Baru” disamping dua tuntutan lainnya Bubarkan Asisten Pribadi dan Turunkan
Harga; sebuah versi terakhir Tritura yang muncul setelah versi koran Mahasiswa
Indonesia di Bandung sebelumnya. Gerakan ini berbuntut dihapuskannya
jabatan Asisten Pribadi Presiden.
6. 1977-1978
6. 1977-1978
Setelah peristiwa Malari, hingga tahun
1975 dan 1976, berita tentang aksi protes mahasiswa nyaris sepi. Mahasiswa
disibukkan dengan berbagai kegiatan kampus disamping kuliah sebagain kegiatan
rutin, dihiasi dengan aktivitas kerja sosial, Kuliah Kerja Nyata (KKN), Dies
Natalis, acara penerimaan mahasiswa baru, dan wisuda sarjana. Meskipun
disana-sini aksi protes kecil tetap ada.
Memasuki awal tahun 1990-an, di bawah
Mendikbud Fuad Hasan kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman
Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa
organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa
Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas
(SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Gerakan yang menuntut kebebasan
berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik di
dalam kampus pada 1987 - 1990 sehingga
akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus perguruan tinggi.
Saat itu demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan aspirasi dengan longmarch ke
DPR/DPRD tetap terlarang.
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan
dihapuskannya “KKN” (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) saat 1997-1998, lewat
pendudukan DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa jabatannyya.
Berbagai tindakan represif menewaskan aktivis-aktivis mahasiswa dilakukan
pemerintah untuk meredam gerakan ini, diantaranya : Tragedi Trisakti, Peristiwa
Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi Lampung, dll. Gerakan ini terus berlanjut
hingga tahun 1999.
Ø Kejadian-Kejadian
Mengerikan
1. Demo IAIN
Sunan Ampel
Ratusan mahasiswa yang menuntut dana
praktikum dan pendampingan mahasiswa itu menghancurkan kaca dan peralatan
seperti meja, vas bunga di gedung rektorat, kemudian dibakar. kejadian ini
aktual dan masih banyak diperbincangkan oleh khalayak banyak.
Lihat gambar disamping. Gambar ini saya
dapatkan dari detik.com. Pendemo ini memakai kopyah. Terpikir oleh kita bahwa
mahasiswa ini seorang Muslim. Ditinjau dari segi agama, apakah pantas seorang
muslim beringkah laku anarkis seperti ini?
2. Demo
Makassar
Demo mahasiswa Makassar masih sering
menjadi pembicaraan saat ini. Beberapa dari dosen juga sering berkata bahwa
untuk tidak menjadi mahasiswa-mahasiswa Makkasar. Sebagian warga mengecam
tindakan mahasiswa-mahasiswa ini.
3. Tragedi
Trisakti
Tragedi Trisakti adalah peristiwa
penembakan yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 terhadap mahasiswa saat
demonstrasi menuntuk Bp. Soeharto turun jabatannya. Peristiwa ini
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta serta puluhan lainnya
luka. Empat mahasiswa ini terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti
kepala, tenggorokan, dan dada.
Goresan Pena Yang Sang Revolusi.....!!!
No comments:
Post a Comment