Friday, July 13, 2012

Disini, Babi Binatang Penuh Makna


Disini, Babi Binatang Penuh Makna


Terinspirasi dengan tulisan dr. Piper yang menceritakan suka duka seorang dokter muda, bersama ini saya berbagi cerita tentang Imel, anak saya yang mendamparkan dirinya di hutan Papua, ya mendamparkan diri, bukan terdampar karena dia dengan sukarela dan bahagia menuju kesana. dan narasi teks saya tulis berdasar email-email dan SMS dari Imel.
Keptuusan berangkat yang mendadak

Lama saya tidak bertemu muka dengan si sulung ini karena dia kost, walaupun jarak Jakarta dan Bogor, tidaklah jauh-jauh amat. tapi karena dia dinas di Rumah Sakit, yang seperti gangsir berkeliling terus pindah-pindah dari satu RS ke RS lain, jadi pulang kerumah adalah suatu kelangkaan.! untung zaman sekarang komunikasi mudah dengan Hp dan internet jadi kami tidak putus hubungan, dan setiap akhir minggu kita semua berusaha banget untuk makan sama-sama, jadi semua berangkat dari kost masing-masing dan bertemu ditempat janjian..

Suatu hari, si imel anak sulung saya telepon, dia minta tolong saya datang ke kamar kostnya untuk membereskan semua barang2 disitu, maklum sudah 6 tahun dia tinggal dalam kamar sepetak itu dibelakang universitas UKI.

Saya tanya kenapa mendadak harus dikosongkan.? imel menjawab:  aku hanya diberi waktu 3 hari untuk mengurus keberangkatan ke Papua, karena aku lulus tes dan sebagainya. padahal sekarang saya masih sibuk di RS Tugu Tanjung Priok sampai besok malam, Jelas tidak bisa membersihkan barang2 tsb.   walaaaaaaah nak.! gimana kamu ini Mel ??? (saya memekik)


Singkat cerita, semua barang sudah diambil, dan 1 hari sebelum keberangkatan ke Papua, si imel pulang untuk ngepak barang2 bawaannya, saya heran, lho kamu koq bawa barang sedikit amat.? 'kan disana serba tidak ada, bawa tuh rice coker 'kan lumayan bisa masak nasi. eeeeh malah yang banyak dibawa 'pembalut' hahaaaa.! dasar perempuan. saya ngakak lihatnya.
Mam, kamu ini mimpi kali yeh, aku ini tugas ke hutan, disana belum pasti ada listrik, gimana rice coker mau dipake, dan kemarin kita sudah diwanti-wanti, bawa barang seminim mungkin, karena setelah sampai di kota Jayapura, semua bawaan ditimbang kembali, tidak boleh lebih 10 kg  persatu penumpang. karena pesawat disana sangat kecil dan medan terbangnya rawan, jadi yang kelebihan bawaan akan ditumpuk digudang bandara dan tidak ada jaminan barang hilang atau utuh untuk sampai ke daerah tugas masing-masing! Daripada barang-barang aku hilang, mending aku bawa secukupnya, yang penting sleeping bag aku tetap bawa, karena aku dapat info, tempat tugasku mandi saja masih harus menampung air hujan hehehe.
Saya ingat waktu kami mengantar di Bandara Jakarta, terlihat beberapa anak yang bawaannya amat sangat banyak, duuh repot sekali, kelebihan beban 20 kg yang diperbolehkan hanya sampai Jayapura, masih dilanggar, jadi banyak sekali bongkar koper dan segala perlengkapan yang berserakan dilantai, suasana bandara jadi ramai ditengah malam tersebut, karena pesawat dari Jakarta rute
 Papua, terbang diatas jam 11 malam. 


Accccccccch saya bernafas lega, ternyata anakku sudah patuh peraturan, dan tahu akan masalah yang dihadapi jika kita mengabaikannya, maka dia hanya bawa 1 ransel dan 1 tas tangan, jaketnya tidak muat diransel, jadi dipakai rangkap dua.

Saat itu ada sekitar 300 orang dokter yang akan diberangkatkan ke Papua dan disebar ke daerah-daerah terpencil. hampir semua orang tua mengatar anaknya, karena maklum menurut surat tugas, anak2 kami bertugas minim 1 tahun disana, dan kami semua ada rasa kecut hati juga mengingat daerah tujuan mereka, adalah daerah terpencil yang masih hutan berantara dan berpenduduk primitif. tapi demi kemanusiaan dan cita-cita, kami melepas dengan doa, agar anak-anak sampai ditujuan dengan selamat, dan merasa bahagia dengan tugas-tugasnya, kembali kerumah dengan selamat.

Bom dan Kecelakaan pesawat
Mam, ada 2 bom meledak dekat tempat tugasku, untung tidak semua bom yang diletakan meledak, kalau tidak, ini jembatan penghubung akan putus.! (ini berita SMS pertama yang saya terima seminggu sesudah si Imel sampai dikota Wamena)

Ada 2 orang yang mati tertembak, disini banyak gerombolan bersenjata, saya bertemu beberapa dari mereka, dan mereka baik-baik saja, karena mereka tahu saya seorang dokter.

Saya menajwab SMS-nya, dengan mengatakan : Imel, kamu pakai terus baju doktermu ya, katanya gerombolan di kota Waimena suka menculik orang.! ayoo jangan lepas baju tugasmu, biar mereka tau kamu petugas kesehatan. dan taruh pisau atau senjata lain dibawah bantal, kalau ada yang menyerang, hajar aja, selamatkan dirimu.!  (ooh oooh, mamaku kebanyakan nonton film teroris ) ini jawaban SMS si Imel yang bikin saya gemes hahaaaaaa.

Ada pesawat carteran yang jatuh, walaah saya harus bantu mengamankan lokasi karena penduduk datang menonton, kasihan mam, semua penumpang tidak ada yang selamat.

Karena aku bisa nyetir, maka dapat kendaraan dinas, berupa ambulance, disini jalanan sepi tapi ya ampun, kadang bingung milih kemana jalannya, lha semua gunung.! Sementara ini, tugasku bolak balik  kota Wamena dan ke desa tempat tugasku diatas gunung sana, jalan kaki dua hari dua malam baru dah sampai, nggak berasa sih, cuman dinginnya brrrrrrr disini suhu hanya 10-12 derajat Celcius aja. ni komplex unit tugasku, aku aman deh, lihat nih pengawalnya badannya gede-gede.


Aku mulai tugas keliling desa dan gunung,  walah disini kadang harus copot sepatu, ransel ditarik pake tambang, supaya kita tidak repot bawanya, karena nyebrang sungai lebar dan deras airnya, takut sih, tapi aku dan Rina saling bantu untuk sampai diseberang.


Terkadang ada waktu bisa kumpul dengan semua teman yang tersebar di puncak-puncak gunung, kita menamakan kumpulan "perempuan gunung yang perkasa" senang rasanya, bisa mejeng berfoto bersama, dan dikirim pada orangtua biar senang lihat anak-anak-nya baik-baik saja.




Lihat deh ini rumah penduduk, aku bingung masuknya, lha disini tanah dan hutan gede banget, koq bikin rumah semungil ini ya, bingung aku! Masuk harus merangkak, dan ternyata mereka ada yang memiliki mumi dari kerabat tuanya, mumi ini ada yang pose duduk, tapi tidak boleh diambil fotonya. Mereka tidak mengizinkan, hanya melihat saja.







Waktu penataran oleh pembina para senior disini, aku diwanti-wanti, agar tidak mengusik binatang babi, aneh ya mam, babi disini binatang keramat, jadi kalau kita dikasih pilihan mnyerempet orang atau babi, mending pilih orang karena kalau menyakiti babi, aku bisa diadili hukum adat. Aku belum ada kesempatan memotret orang yang sedang menyusui babinya, disini babi dianggap anggota keluarga, jadi bayi babi disusui juga.

Tambahan dari Srikandi  diambil dari :
http://beta.antara.co.id/berita/1250202807/babi-miliki-banyak-makna-di-papua




Babi memiliki banyak makna dalam masyarakat asli Papua, baik ekonomi, sosial maupun makna budaya. Antropolog dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Museum Loka Budaya, Universitas Cenderawasih, F.Sokoy,S.Sos,M.Sos di Jayapura, Jumat mengatakan, beternak babi dalam perspektif antropologi dikenal dengan istilah "kebudayaan memelihara babi."

"Kebudayaan ini merepresentasikan simbol sosial-ekonomi, juga kepemimpinan," ujarnya. Lebih lanjut dijelaskannya, sebagai simbol sosial-ekonomi, babi mempunyai nilai tukar yang tinggi dan sangat berharga dibandingkan hewan lain.

Dalam berbagai ritual tradisional yang sering digelar masyarakat Papua baik yang mendiami wilayah pesisir, daratan maupun pegunungan, babi harus selalu ada sebagai hidangan utama selain sayur mayur dan umbi-umbian.







Selain itu, babi juga dipergunakan untuk membayar mas kawin, membayar hutang dan denda sebagai bentuk sanksi atas suatu perkara, serta upacara kematian dan juga merayakan panen kebun yang melimpah. Adapun sebagai simbol kepemimpinan, babi dapat menunjukkan derajat seorang kepala suku.

Disini masih sering perang antar suku, kadang aku bingung mereka mudah diprovokasi hanya sebab sepele, keadaan sudah jadi perang antar suku yang ada, daripada mumet mikirin yang perang, aku pinjam aja senjatanya buat mejeng, mama pasti belum pernah liat 'kan.? aku pegang busur siap tembak hehehee..!



Pesawat disini tidak selalu siap terbang  antara kota Jayapura dan Wamena, cuaca buruk sering membuat kita banyak tidur dilantai bandara untuk menunggu pesawat siap terbang, jadi jika diumumkan ada pesawat siap terbang, ayooooooooo lari yang kencang biar kebagian tempat duduk untuk kembali ke kandang.!



Mereka yang memang jauh dari pusat pemerintahan, maka jika tidak ada kami yang bersedia mendatangi mereka, siapa lagi..? semoga pemerintah memberi perhatian lebih pada saudara-saudara kita yang masih sangat butuh penanganan baik dalam pendidikan atau dalam kesehatan, dan kesejahteraan.

Disini kalau mama datang jangan lihat harga sembako, bisa vertigomu kumat hehehehe, bayangkan, harga 10 kg beras kwalitas sedang Rp. 700.000,-  belum lagi barang lain, harganya 10 x harga di Jakarta. Nah sama 'kan dengan Eropa?  Tetapi ya kehidupan masyarakatnya beda banget, kita ketinggalan dalam segala hal. padahal negara kita sangat indah, subur dan kaya hasil tambangnya.

Alam yang indah dan keramahan penduduknya dan rasa dibutuhkan, membuat aku bahagia ada disini, dan lihatlah pelangi juga terasa lebih indah di alam yang masih bersih dan siap digarap dengan tangan bijaksana dan profesional. hanya satu yang membuat aku sedih, papaku sendiri sedang sakit kronis, tapi aku tidak bisa merawatnya, semoga rekan-rekan sejawatku disana bisa mewakili untuk hal itu, aku ada disini untuk tugas kemanusiaan, dan aku harap semakin banyak dokter muda yang bersedia datang kesini, dan bersedia melupakan nyamannya praktek di ruang ber AC, dan berdandan rapi berbaju bersih, karena disini sangat butuh tenaga dokter.






Salam hangat dari Wamena yang dingin,

Imel.


No comments: